Tesis memang telah menjadi suatu kewajiban bagi setiap mahasiswa magister. Teknik Geologi mewajibkan untuk melakukan penelitian geologi berbagai opsi yang telah dipilih. Saya memilih opsi geologi rekayasa. Geologi rekayasa adalah konsentrasi dari sudut pandang geologi untuk keperluan infrastruktur atau sering dikenal dengan oleh banyak geologist dengan sebutkan geologi teknik.
Dua semester telah saya lalui (16 januari 2020), saatnya saya melakukan penelitan (tesis) untuk lulus di program studi magistet teknik geologi di ITB. Saya bersama partner saya memilih untuk membahas topik mengenai kestabilan terowongan, karena dalam pandangan kami, bahwa insiyur terowongan sangat dikit di Indonesia, namun kebutuhan insiyur pada bidang ini sangat banyak dibutuhkan oleh pihak pemerintahan maupun pihak swasta.
Terowongan yang kami pilih adalah terowongan PLTA Jatigede untuk wawan dan saya PLTA Cisokan. Tahap pertama kami mengurus administrasi untuk perizinan melakukan penelitain pada dua PLTA tersebur dan pertama yang kami kunjungi adalah PLTA Jatigede. PLTA Jatigede memilik kapasitas sebsar 2 x55 Mw. Secara geologi bendungan ini berada di zona sesar. yang berarah utara-selatan sesuai dengan aliran sungai Cimanuk.
Secaara umum dalam tesis kami ingin membahas mengenai klasifikasi massa batuan (RMR, Q-sistem, RMi dan GSI) untuk kestabilan terowongan. Namun kami tidak mendapatkan data lubangbor untuk memastikan litologi batuan yang ada disekitar terowongan, walaupun pihak PT. PLN (Persero) telah memberikan data lubangbor di sekitar area bendungan dan area tailrace dari bendungan. Namun data ini tidak mencukupi dalam bidang akademis dan standart SNI 2017- Penyelidikan Geoteknik serta singkapan sangat sulit sekali ditemukan disektiar area terowongan.
Permsalahan utama pada PLTA Jatigede berada di daerah horizontal penstock yaitu meningkatnya debit airtanah sehingga terjadinyo longsor pada bagian face tunnel. Saat ini pihak PT. PLN melakukan dewatering, Namun sayang, airtnaah yang begitu bagus lansung di buang ke sungai kali Cimanuk yang sudah terkontaminasi.
Demikian pengaman saya dalam survei awal untuk PLTA Jatigede. Kondisi litologi di sektiar terowngan adalah batuan kelas IV sampai V kategori fair dan poor rock sehingga pihak PLN menggunakan rockheader untuk melakukan pengalian, jika ada rekan yang membaca blog ini dan ingin melakukan penelitian lebih membahas karakteristik mineral lempung di area penstock terowongan (Kata Kunci; swelling) . Salam. (18 Januari 2020).
Dua semester telah saya lalui (16 januari 2020), saatnya saya melakukan penelitan (tesis) untuk lulus di program studi magistet teknik geologi di ITB. Saya bersama partner saya memilih untuk membahas topik mengenai kestabilan terowongan, karena dalam pandangan kami, bahwa insiyur terowongan sangat dikit di Indonesia, namun kebutuhan insiyur pada bidang ini sangat banyak dibutuhkan oleh pihak pemerintahan maupun pihak swasta.
Terowongan yang kami pilih adalah terowongan PLTA Jatigede untuk wawan dan saya PLTA Cisokan. Tahap pertama kami mengurus administrasi untuk perizinan melakukan penelitain pada dua PLTA tersebur dan pertama yang kami kunjungi adalah PLTA Jatigede. PLTA Jatigede memilik kapasitas sebsar 2 x55 Mw. Secara geologi bendungan ini berada di zona sesar. yang berarah utara-selatan sesuai dengan aliran sungai Cimanuk.
Secaara umum dalam tesis kami ingin membahas mengenai klasifikasi massa batuan (RMR, Q-sistem, RMi dan GSI) untuk kestabilan terowongan. Namun kami tidak mendapatkan data lubangbor untuk memastikan litologi batuan yang ada disekitar terowongan, walaupun pihak PT. PLN (Persero) telah memberikan data lubangbor di sekitar area bendungan dan area tailrace dari bendungan. Namun data ini tidak mencukupi dalam bidang akademis dan standart SNI 2017- Penyelidikan Geoteknik serta singkapan sangat sulit sekali ditemukan disektiar area terowongan.
Permsalahan utama pada PLTA Jatigede berada di daerah horizontal penstock yaitu meningkatnya debit airtanah sehingga terjadinyo longsor pada bagian face tunnel. Saat ini pihak PT. PLN melakukan dewatering, Namun sayang, airtnaah yang begitu bagus lansung di buang ke sungai kali Cimanuk yang sudah terkontaminasi.
Demikian pengaman saya dalam survei awal untuk PLTA Jatigede. Kondisi litologi di sektiar terowngan adalah batuan kelas IV sampai V kategori fair dan poor rock sehingga pihak PLN menggunakan rockheader untuk melakukan pengalian, jika ada rekan yang membaca blog ini dan ingin melakukan penelitian lebih membahas karakteristik mineral lempung di area penstock terowongan (Kata Kunci; swelling) . Salam. (18 Januari 2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar